Rabu, 06 Juni 2012

Allah Ada Dilangit..??


Assalamu'alaikum wr. wb.
Belum lama ini ada diskusi yang menyatakan Allah berada di langit, berdasarkan ayat2 yang mengatakan Allah bersemayam di Arsy, sedangkan Arsy Allah berada di langit.
Hal yang membingungkan saya adalah, kalau Allah berada di langit, dimana Allah tinggal ketika langit belum diciptakan? Bagaimana pula dengan ayat-ayat yang menceritakan bahwa saat kiamat, langit digulung, langit terbelah atau
langit digoncang dengan goncangan yang dasyat.
Mohon penjelasan mengenai hal ini. Terima kasih atas bantuannya. Wassalam.
Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh. Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,
Keberadaan Allah SWT itu tidak sama dengan keberadaan benda-benda dan materi yang harus menempati ruang tiga dimensi. Jangan sekali-kali Anda menyamakan wujud Allah SWT itu sebagaimana wujudnya materi dan benda yang membutuhkan ruang dan harus berada di dalam sebuah garis waktu. Karena ruang dan waktu sebenarnya hanyalah makhluq Allah SWT juga yang telah diciptakannya.

Namun berhubung Allah SWT telah menyebutkan di dalam Al-Quran Al-Karim bahwa Dia ada di langit, maka kita menerima ayat itu sebagai sebuah kebenaran. Haram hukumnya menolak ayat itu atau menafikannya. Dan haram juga untuk mentakwil atau menafsirkannya, misalnya mengatakan bahwa langit yang dimaksud adalah langit dalam makna kiasan, atau menunjukkan ketinggian Allah SWT.

Mengapa kita diharamkan mentakwilkan hal itu ? Karena Rasulullah SAW sebagai orang yang paling mengeti dan paham betul seluk beluk Al-Quran Al-Karim, tidak pernah memberikan penjelasan tentang maksud ayat-ayat itu. Juga para shahabat saat itu tidak pernah menanyakan seperti apa yang saat ini Anda tanyakan. Jangan dikira bahwa para shahabat itu bodoh dan tidak sempat bertanya, tidak, mereka bukan tidak sempat, tapi memang tahu bahwa wilayah pembicaraan kita bukan disitu areanya.

Kalau sekedar urusan teknis instinja’ saja mereka tanyakan, bagaimana mungkin mereka tidak bertanya tentang wujud dan hakikat kebertempatan Allah SWT ? Logikanya kan demikian. Tapi sekali lagi, mereka tidak bertanya dan Rasulullah SAW tidak menjawab, karena thema wujud Allah SWT itu bukan wilayah pembahasan manusia. Sehingga apa yang Allah SWT sebutkan di dalam Al-Quran Al-Karim, itulah yang kita yakini dan kita imani.
Berhubung Rasulullah SAW dan para shahabat menjauhkan diri dari pembahasan wujud Allah SWT dan teknisnya, maka itulah yang harus kita lakukan saat ini. Apalagi beliau telah bersabda,”Pikirkanlah tentang ciptaan Allah dan jangan pikirkan tentang zat Allah.”

Dalam menerima ayat atau hadits yang membicarakan tentang bentuk dan keadaan Allah SWT, pilar yang harus kita pegang adalah :
1.   Menerima dan tidak menolak ayat atau hadits itu bila shahih.
2.   Tidak mentakwilkannya
3.   Tidak menyerupakan Allah SWT dengan apapun
4.   Tidak menjasadkan Allah SWT

Dan Imam Ahmad bin Hanbal ketika ditanyakan tentang masalah demikian, menjawab bahwa bersemayam itu sudah kita ketahui maknanya, namun bagaiman bentuk bersemayamnya Allah SWT adalah hal yang tidak kita ketahui (majhul) dan bertanya tentang bentuknya itu adalah bid’ah.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.