Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulilahi Rabbil 'alamin, wash-shalatu was-salamu 'alaa Sayyidina Muhammadin wa'alaa aalihi wa shahbihihi ajma'in, wa ba'du
Pertanyaan
seperti itu kalau memang berangkat dari ketidaktahuan bukan semata-mata mau
memperolok-olok, jawablah dengan ayat Al-Quran, karena apa yang ada di dalam
Al-Quran adalah pernyataan resmi dari Allah SWT yang suci dari segala macam
kesalahan dan kebatilan. Jawablah bahwa Allah itu adanya di langit dan di atas 'Arsy.
Itulah keterangan yang benar sesuai dengan informasi yang Allah SWT tetapkan sendiri
dalam Al-Quran Al-Kariem.
Kita
tidak boleh mengingkari kebenaran informasi Qurani ini ('adamu ta'thil). Juga
dilarang memberikan penafsiran ('adamutta'wil). Juga dilarang mengganggap bahwa
Allah itu bentuknya seperti manusia ('adamuttajsim), nauzu billahi min zalik.
Namun apa yang disebutkan Allah SWT tentang dirinya kita imani apa adanya.
1.
Allah di atas Arsy
Keterangan
bahwa Allah SWT ada di atas Arsy adalah firman Allah SWT sendiri yang
ditetapkan di dalam Al-Quran Al-Kariem. Maka tidak ada kesempatan sedikitpun
bagi manusia untuk menolak apa yang telah Allah SWT deskripsikan sendiri
tentang diri-Nya.
Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk
kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS Al-Araf : 54)
Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan.
Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. yang
demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia.Maka apakah kamu tidak
mengambil pelajaran? (QS.
Yunus: 3)
Allah-lah
Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam
di atas 'Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar
hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan , menjelaskan tanda-tanda ,
supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhanmu. (QS. Ar-Ra'd: 2)
Tuhan
Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy. (QS. Thaha : 5)
Yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy, Yang Maha Pemurah, maka
tanyakanlah kepada yang lebih mengetahui tentang Dia. (QS. Al-Furqan :
59)
Allah
lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu
selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak seorang pemberi syafa'at.
Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (QS As-Sajdah: 4)
Dialah
yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di
atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar
daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya . Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan. (QS.
Al-Hadid : 4)
2. Allah di Langit
Selain
itu di dalam Al-Quran Al-Kariem juga ada keterangan bahwa Allah SWT itu ada di
langit. Dan langit itu sangat luas, bukan hanya atmosfer bumi saja, tapi
termasuk angkasa luar yang nyaris tiada batasnya.
Tidakkah
kamu merasa aman dari Allah yang berada DI LANGIT bahwa Dia akan
menjungkir-balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu
berguncang. Atau apakah merasa aman terhadap Allah yang DI LANGIT bahwa
Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui
bagaimana (akibat) mendustakan peringatan-Ku. ( QS Al-Mulk:
16-17).
Selain
itu ada hadits dari Rasulullah SAW yang juga menjelaskan tentang dimanakah
Allah SWT itu.
Dari
Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Kasihanilah yang bumi maka
kamu akan dikasihani oleh Yang DI LANGIT. (HR. Tirmiziy).
Namun
tentang bagaimana tentang keberadaan Allah SWT di langit dan di 'Arsy, kita
tidak punya keterangan pasti. Maka kita imani keberadaannya sedangkan teknisnya
seperti apa, itu tidak ada yang tahu. Dan bertanya tentang teknisnya adalah
bid'ah.
3.
Tidak Ada Keterangan Bahwa Allah Ada di mana-mana
Sebaliknya,
tentang keterangan bahwa Allah SWT itu ada dimana-mana, sama sekali kita tidak
mendapatkan dalil yang sharih. Paling jauh ada ayat berikut ini saja :
Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan. (QS
Al-Hadid : 4)
Namun
kata ma'a dalam ayat ini tidak berarti menunjukkan tempat seseorang
berada. Sebab dalam percakapan kita bisa mengatakan bahwa aku menyertaimu,
meski pada kenyataannya tidak berduaan. Sebab kebersamaan Allah SWT dalam ayat
ini adalah berbentuk muraqabah atau pengawasan.
Seperti
ketika Rasulullah SAW berkata kepada Abu Bakar ra di dalam gua,"Jangan
kamu sedih, Allah beserta kita". Ini tidak berarti Allah SWT ikut masuk
gua. Juga ketika Musa as berkata, "Bersamaku Tuhanku," tidak berarti
Allah SWT ada di pinggir Laut Merah saat itu.
Jikalau
kamu tidak menolongnya maka sesungguhnya Allah telah menolongnya ketika orang-orang
kafir mengeluarkannya sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya
berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: 'Janganlah kamu berduka
cita, sesungguhnya Allah beserta kita.'(QS. At-Taubah : 40)
Musa
menjawab: 'Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku,
kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku'.(QS. As-Syu'ara : 62)
Adanya
pertanyaan tentang dimanakah Allah bukanlah hal yang aneh, sebab jawabannya pun
juga sudah ada di Al-Quran. Hanya saja, tentang bagaimana teknis Allah SWT itu
menempati ruang dan waktu, tentu di luar kemampuan akal pikiran manusia. Kalau
bertanya bahwa Allah itu dimana, tentu boleh-boleh saja. Kita jawab bahwa Allah
itu di 'Arsy atau di langit. Tapi kalau pertanyaannya sudah semakin menjauh
seperti bagaimana cara Allah bersemayam di 'Arsy, tentu saja tidak ada seorang
pun yang tahu. Dan bertanya seperti itu adalah bid'ah, karena para sahabat dan
salafus shalih tidak pernah bertanya tentang hal-hal yang di luar wilayah area
berpikir manusia dan tidak ada keterangan resmi dari Allah sendiri tentang hal
itu.
Ini
persis seperti pernyataan Imam Malik ra ketika menghadapi kaum zindiq yang
bertanya tentang bagaimana teknis bersemayamnya Allah di 'Arsy. Beliau
menjawab,"Al-Istiwa'u ma'lum, wal kaifu majhul, wassu'alu 'nahu
bid'ah". Bahwa arti kata bersemayam itu sudah dipahami semua orang,
tapi bagaimana teknis bersemayamnya Allah di 'Arsy tidak ada yang tahu.
Sedangkan bertanya tentang hal itu adalah bid'ah".
Wallahu
A'lam Bish-shawab
Wassalamu
'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
0 comments:
Posting Komentar